Selasa, 23 Oktober 2007

Just Imagination


Suatu hari ada seorang pria bernama Rudy, ia sedang iseng ingin melihat - lihat luar rumahnya pada malam hari dengan menggunakan teropong. Ketika ia melihat keluar rumah dengan teropongnya, ia pun terkejut karena bulan pada malam itu dipenuhi oleh banyak sekali buku-buku yang berterbangan.
Dorrrrr........Kak!! Bangun...
Rudy pun terbangun dari tidurnya setelah mendengar suara dari adiknya yang membangunkannya.
Ternyata apa yang dilihatnya tadi hanyalah mimpi. Ketika ia terbangun ia, ia baru ingat ternyata bulan ini adalah bulan Oktober yang merupakan bulan bahasa. Ia pun segera bersiap-siap pergi ke sekolahnya untuk mengikuti lomba-lomba yang diadakan oleh sekolahnya dalam rangka bulan bahasa.


Bangsa Dan Bahasa


Kita diciptakan dan hidup di bumi pertiwi ini dengan segala perbedaan yang ada. Dari Sabang sampai Merauke terdiri dari beragam suku yang memiliki berbagai macam bahasa daerah dan adat istiadat. Namun, hanya satu bahasa yang kita junjung tinggi di tanah air ini yaitu bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia adalah bahasa negara. Oleh karena itu, kita sebagai bangsa Indonesia jangan sampai melecehkan bahasa persatuan kita. Untuk menjaga bahasa persatuan tersebut, kita harus selalu menjaga tutur kata yang kita ucapkan. Budayakanlah untuk bertutur kata yang sopan. Karena tutur kata yang sopan itu menunjukkan asal usul yang tinggi suatu bangsa.



Diposting dalam rangka bulan bahasa

Jumat, 19 Oktober 2007

28 Oktober 1928


Heya...Merdeka!!
Dimana semangatmu wahai bangsa?
Ayo bangkit..
Singsingkan lengan..
Mari bangun bangsa kita ini
Indonesia.....

Satukan Bahasa
Bahasa Indonesia
Cintailah Bahasa Indonesia

Thx ^_^

October 1928

Bulan ini bulan bahasa. Di bulan ini, orang-orang memperingati kekuatan serangkaian bunyi dan aksara, yang dulunya sanggup menyatukan bangsa, mengantarkan warga menuju gerbang kemerdekaan negeri tercinta, Indonesia. Tapi itulah sejarah, yang kini mungkin sudah tak lagi bertuah, bahkan bagi orang-orang yang mengaku sebagai pewaris sah darah juang para pahlawan. Sekarang adalah tahun 2002, suatu anak tangga yang retak-retak di awal milenum ketiga; bukan lagi Oktober 1928, yang udaranya dipenuhi bara gelora yang sanggup menggerakkan dan menghimpun kekuatan bangsa.